Selasa, 28 Desember 2010

BERKUNJUNG KE KANTOR REDAKSI RADAR MALANG

Pada hari Jum’at, tanggal 10 November 2010 setelah maghrib. Teman-teman berkunjung ke kantor Redaksi Radar Malang yang terletak di Jl. Arjuno 23 Malang. Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos. Berdiri sejak 20 Mei 1999, menjadi suplemen Jawa Pos. Perkembangan Radar Malanga kurun waktu sebelas tahun ini. Jawa Pos Biro Malang pada 1988 merupakan embrio Radar Malang. Kala masih menjadi Biro Malang, berita khusus Malang hanya satu halaman saja bergabung dengan halaman Jawa Timur Jawa Pos. Dalam perkembangan waktunya menjelang pelaksanaan otonomi daerah Jawa Pos mendirikan Radar Malang, awalnya dua halaman kini sudah memiliki 8-12 halaman yang mengusung beragam berita di wilayah Malang Raya, meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Saat ini, Radar Malang koran terbesar (market leader) di wilayah Malang Raya.
Radar Malang didirikan pada bulan Agustus tahun 1999 dengan slogan “Mengawal reformasi dan otonomi daerah”. Radar Malang berdiri di bawah naungan usaha PT Malang Intermedia Pers. Radar Malang terdiri dari tiga divisi kerja, antara lain : Divisi Redaksi, Divisi Iklan dan Divisi Pemasaran. Di luar divisi tersebut, Radar Malang telah memiliki tim event organizer (EO) berwenang menggarap beragam kegiatan off print Radar Malang yang bekerja sama dengan mitra kerja.
Radar Malang merupakan suplemen yang dimasukkan ke dalam eksemplar Jawa Pos yang dijual di daerah Malang. Radar Malang beroperasi dari biro Jawa Pos yang berada di Malang. Radar Malang, seperti ke-23 Radar lain yang diterbitkan oleh Jawa Pos di daerah-daerah tertentu, merupakan salah satu strategi untuk melokalisasi surat kabar Jawa Pos di daerah penjualan.
Suplemen Radar Malang terdiri dari delapan halaman, tetapi hanya lima halaman tentang Malang, sedangkan yang lain meliputi “Metro” (Surabaya) dan “Hiburan” (nasional). Kantor Radar Malang memiliki 18 karyawan, kebanyakan wartawan dan redaktur, sedangkan tugas lain, seperti iklan dan pemasaran, dilakukan oleh karyawan Jawa Pos sendiri. Tirasnya sama dengan tiras Jawa Pos di daerah Malang, yaitu sekitar 36.000 eksemplar per edisi. Walaupun Malang Post dianggap sebagai harian umum dan Memo Arema terfokus pada berita kriminal, Radar Malang dianggap sebagai pemuat ‘soft news’.
Perkembangan Radar Malang sangat pesat selama kurun waktu sebelas tahun ini. Jawa Pos Biro Malang pada 1988 merupakan embrio Radar Malang. Kala masih menjadi Biro Malang, berita khusus Malang hanya satu halaman saja bergabung dengan halaman Jawa Timur Jawa Pos. Dalam perkembangan waktunya menjelang pelaksanaan otonomi daerah Jawa Pos mendirikan Radar Malang, awalnya dua halaman kini sudah memiliki 8-12 halaman yang mengusung beragam berita di wilayah Malang Raya, meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Saat ini, Radar Malang koran terbesar (market leader) di wilayah Malang Raya.
Di kantor Radar Malang terdapat 13 wartawan yang bertugas melay out tentang berita yang telah diperoleh. Dan cara pembuatan lay out itu dari mulai wawancara, membuat hasil wawancara tersebut, mengedit hasil wawancara tersebut, dan jadilah lay out atau pracetak. Di Radar Malang, dalam 1 hari dapat menghasilkan 6 halaman. Wartawan-wartawan di sana pun ada bagian masing-masing, ada yang ditugaskan di daerah perkotaan, pedesaan, bahkan di luar negri. Dalam menjadi wartawan juga terdapat kode etiknya, antara lain:
1.      Wajib melindungi nara sumber sampai mati yang tidak mau diekspos
2.      Wajib melindungi anak untuk yang masih di bawah umur
3.      Terhadap korban asusila
4.      Tidak boleh menulis yang tidak berimbang
5.      Tidak boleh copy paste dalam menulis berita.
Dari pemaparan di atas, jelas bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa dan mahasiswi Universitas Islam Negeri Malang tentang bagaimana proses pembuatan berita di media cetak itu. Mulai dari pencarian berita, wawancara dengan nara sumber sampai pada penulisan dan proses percetakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar